Tuesday, February 11, 2014

Jangan Menanyakan 10 Pertanyaan Ini Dalam Wawancara Kerja

Di akhir setiap wawancara kerja atau interview pastilah Anda diberikan kesempatan memberikan pertanyaan ke orang yang mewawancarai Anda. Mengajukan pertanyaan adalah hal yang baik namun jangan pernah menanyakan 10 pertanyaan berikut ini dalam sebuah wawancara kerja. Bahkan hindarilah menyinggung topik tersebut.
Sebelumnya kita telah membicarakan mengenai 10 Pertanyaan Terbaik Untuk Ditanyakan Saat Wawancara Kerja, namun kini kita akan melihat 10 pertanyaan yang harus dihindari saat interview kerja.

1. "Seberapa besar gaji dari posisi ini?"
Dalam wawancara kerja jangan nanyakan mengenai berapa gaji yang akan Anda dapatkan
Seperti yang telah dibicarakan dalam 10 Pertanyaan Paling Sering Diajukan Dalam Wawancara Kerja, hindarilah membicarakan mengenai gaji hingga akhir wawancara karena pada akhirnya Anda sendirilah yang akan ditanyakan oleh si pewawancara berapa gaji yang Anda inginkan. Jika Anda menanyakan ini maka itu menandakan bahwa Anda bekerja mengejar gaji daripada berkonsentrasi melakukan pekerjaan Anda.
Kemungkinan besar, di akhir wawancara Anda pasti akan ditanya berapa besar gaji yang Anda inginkan, dan Jika Anda berhasil mendapatkan pekerjaan tersebut maka detail mengenai gaji akan dijabarkan seperti kompensasi dan seterusnya. Itu barulah saat paling tepat untuk membicarakan mengenai hal-hal tersebut.
2. "Apakah yang dilakukan perusahaan ini?"
Sebelum masuk ke wawancara tentu Anda seharusnya sudah mengetahui apa yang dilakukan perusahan tersebut
Dengan memasukkan resume atau mencoba memasuki suatu perusahaan maka itu berarti Anda seharusnya mengerti akan apa yang dilakukan perusahaan tersebut. Si pewawancara pasti selalu mengasumsikan semua orang yang diwawancarainya sudah mengetahui sebagian besar informasi mengenai perusahaan tempat mereka akan bekerja.
Dengan menanyakaan pertanyaan ini maka itu menandakan Anda sama sekali tidak meluangkan waktu untuk melakukan riset, yang juga berarti menandakan Anda tidak peduli. Hal itu akan memberikan nilai negatif ke diri Anda.
3. "Kapankah saya dapat mengambil waktu cuti saya?"
Jangan pernah tanyakan kapan Anda bisa mengambil cuti saat wawancara kerja
Waktu atau jatah cuti adalah salah satu kompensasi perusahaan yang paling penting namun bukan waktu yang tepat untuk menanyakannya saat Anda belum bekerja di perusahaan tersebut. Anda belum bekerja namun sudah berusaha mencari tahu kapan Anda bisa keluar dari kantor Anda, itu menandakan bahwa Anda tidak akan berkomitmen terhadap pekerjaan Anda.
Hal lain yang serupa adalah menanyakan apakah Anda boleh masuk dan pulang sesuka hati selama jam kerja Anda terpenuhi. Walaupun Anda menunjukkan bahwa jadwal Anda dipenuhi dengan berbagai kesibukan namun tetap dapat mengejar target kerja Anda, pertanyaan itu tetap saja menunjukkan bahwa Anda akan selalu mengutamakan kebutuhan personal Anda dibandingkan perusahaan.
4. "Dapatkah saya bekerja dari rumah?"
Jangan pernah menanyakan apakah Anda dapat bekerja dari rumah jika itu tidak dideskripsikan
Terkecuali hal itu memang disebutkan dalam deskripsi pekerjaan, maka jangan pernah Anda menyinggung topik ini. Bekerja dari rumah memang adalah hal yang sedang trend di perusahaan asing khususnya yang berbasis IT, dan karyawan-karyawan mereka terkadang diperbolehkan bekerja dari rumah jika produktivitas mereka telah terbuktikan.
Seperti kebanyakan pertanyaan lainnya, tetap saja interview atau wawancara kerja bukanlah saat yang tepat untuk menanyakan mengenai hal itu, terlebih jika tidak tertera dalam deskripsi pekerjaan. Prioritas utama Anda sekarang adalah menjual diri Anda terlebih dahulu.
5. "Apakah saya mendapatkan pekerjaan ini?"
Salah satu pertanyaan tebruruk yang sering dilakukan dalam wawancara kerja adalah menanyakan apakah Anda mendapatkan pekerjaan tersebut
Pertanyaan ini mungki terdengar enteng dan terasa seperti bercana, namun dengan menanyakan ini maka itu akan menandakan bahwa Anda adalah seseorang yang tidak sabar. Pertanyaan ini sebenarnya tidaklah perlu Anda tanyakan karena biasanya jika Anda memang dilihat menarik bagi si pewawancara, merekalah yang akan memberikan informasi ini.
Apabila Anda memang bukanlah seseorang yang sabar, gantilah pertanyaan Anda ke cara yang lebih halus. Seperti contohnya menanyakan "kapan keputusan akhir akan dibuat?" atau "Apakah untuk jabatan ini sesi interview dilakukan dalam berbagai gelombang?"
6. "Berapa jam saya akan bekerja dalam satu minggu (atau satu hari)? Apakah saya juga harus bekerja di akhir pekan?"
Selalu hindari semua pertanyaan yang membuat Anda terlihat tidak konsentrasi kerja
Apabila deskripsi pekerjaan tidak menjelaskan mengenai waktu kerja Anda, maka itu pastilah sangat membingungkan. Jawaban dari pertanyaan ini sebenarnya akan datang sendiri ke diri Anda saat Anda dilihat menarik sebagai kandidat posisi terkait, biasanya mereka juga akan menjelaskan hal ini saat negosiasi gaji kerja yang akan Anda dapatkan.
Dengan menanyakan mengenai jam dan pekerjaan ekstra yang akan Anda lakukan, itu akan terdengar seperti Anda mengharapkan mendapatkan sedikit mungkin pekerjaan. Jika Anda benar-benar ingin mengetahui hal ini maka gantilah pertanyaan Anda dengan memancing si pewawancara seperti "bagaimanakah kebudayaan kerja dalam perusahaan ini?"
7. "Berapa lama saya harus bekerja sebelum saya mendapatkan promosi?"
Jangan pernah menanyakan kapan Anda akan dapat promosi saat wawancara kerja
Ini akan terdengar seperti Anda melamar posisi tersebut agar Anda dapat naik dalam tangga jataban perusahaan, dan membuat diri Anda terlihat sombong seakan-akan memang berhak untuk mendapatkan promosi. Hal ini juga menandakan bahwa Anda tidak menyukai deskripsi pekerjaan posisi tersebut dan ingin melakukan sesuatu yang lebih baik.
Menjadi ambisius adalah salah satu nilai lebih dalam interview, namun Anda harus dapat membedakan serakah dengan ambisi. Seseorang yang serakah akan dipandang negatif tidak hanya bagi si pewawancara namun juga masyarakat umumnya.
8. "Semua pertanyaan yang dimulai dengan 'Mengapa'?"
Semua pertanyaan dalam wawancara kerja yang dimulai dengan mengapa adalah contoh yang buruk
Anda mungkin sudah melakukan tugas Anda untuk riset terlebih dahulu terkait perusahaan yang Anda lamar. Namun hindarilah memulai pertanyaan Anda dengan kata "mengapa", seperti contohnya "Mengapa perusahaan melakukan ...?" Apabila Anda memang harus menanyakan mengenai hal itu maka gantilah cara bertanya Anda dengan cara yang lebih halus dan tidak terkesan frontal.
Hal ini adalah terkait dengan psikologi. Apabila seseorang bertanya dengan mengapa maka lawan bicaranya akan selalu merasa berada dalam posisi yang disalahkan sehingga ia akan memandang si penanya sebagai musuh atau ancaman.
9. "Apakah saya akan mendapatkan ruangan saya sendiri?"
Ruang kerja bukanlah suatu prioritas, hindari pertanyaan tersebut
Perusahaan yang Anda lamar mungkin adalah perusahaan yang sangat besar dengan banyak karyawan yang mendapatkan ruangan mereka sendiri. Walaupun Anda adalah seseorang yang melamar untuk jabatan dengan posisi yang tinggi, namun Anda tidak harus menegaskan secara tidak langsung bahwa ruangan sendiri akan mempengaruhi kualitas kerja Anda.
Dengan menanyakan hal ini maka secara tidak langsung si pewawancara akan menganggap Anda menginginkan ruangan sendiri sebagai keuntungan kerja Anda. Ini akan menempatkan si pewawancara merasa dalam posisi tertekan dan aneh untuk menjawab hal tersebut.
10. "Berapa lama waktu istirahat yang akan saya dapatkan?"
Salah satu pertanyaan terburuk di interview adalah menanyakan kapan waktu istirahat
Intinya, pertanyaan apapun yang membuat diri Anda seakan-akan tidak terlihat fokus ke pekerjaan Anda maka jangan tanyakan pertanyaan tersebut. Seperti kebanyakan pertanyaan serupa lainnya, hal itu akan membuat diri Anda mendapatkan nilai negatif tersendiri sebagai seseorang yang tidak ingin bekerja.

Related Posts

Jangan Menanyakan 10 Pertanyaan Ini Dalam Wawancara Kerja
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.